Sabtu, 18 Jun 2011

Magang Story 1: Accepted!

Assalamualaikum wrt wbt,

Salam sejahtera buat semua,

Alhamdulillah, puji syukur ke hadrat Tuhan kita yang menciptakan segala nikmat buat manusia dan alam sekeliling,


Selawat dan salam buat Rasulullah SAW, junjungan besar, keluarga Baginda, para sahabat, tabi'-tabiin.

Alhamdulillah, saya ingin berkongsi tentang sebuah pengalaman.
A tiny experience that bring a lot to me.

Hari ini, kami berlima diamanahkan untuk follow up pesakit di ruangan. Follow up pesakit harus selesai sebelum jam 7 pagi (dengan jumlah pesakit total 40 orang) kerana ada acara "Jalan Sehat Diabetes Mellitus" anjuran Bagian Ilmu Penyakit Dalam (baca: Medical Department) RSUD Soreang. Kami sebagai dokter Magang, terlibat sama, cuma keterlibatan kami hanya bermula setelah kami selesai follow up semua pesakit. Acaranya di Ciwedey! Weehoouu~

Sampai saja di Ruangan, saya melihat fail pesakit terbentang 6 "biji" semuanya.

"Aimi, itu status pasien (baca: pesakit)" kata sahabat saya.

"Oh, ok. Terima kasih" balas saya sambil melemparkan senyuman.

Tanpa berlengah, saya melihat status semua pesakit sekali imbas. Tujuannya adalah minimal untuk mengetahui penyakit pesakit dan kondisi terakhir pesakit.

Di sinilah inti cerita.

Saya ambil satu dari cerita semua pesakit saya, ya!

Saya masuk ke dalam ruangan,

"Assalamualaikum, selamat pagi. Ibu N?" tanya saya kepada seorang pesakit.

"Wa'alaikumussalam, ya dokter" balas pesakit lemah.

Berusia sekitar 30an, pesakit kelihatannya seperti sakit berat.

"Ibu, ada keluhan apa hari ini?" saya bertanya

"Saya masih sakit" balas ringkas ibu tadi.

Berkeringat basah 1 badan.

Setelah saya anamnesis ulang, ternyata pesakit tadi, tidak buang air besar untuk 2 hari, tidak kentut, sakit seluruh bagian abdomen dan lebih sakit jika setelah makan dan tidak berkurang dengan makan. Sakit dirasakan menjalar ke bahu kanan. Pesakit terlihat berbaring ke satu sisi dan sulit untuk diubah posisinya kerana sakit hebat. Kelainan pada sistem reproduktif tidak ditemukan.

Saya membaca diagnosis pesakit yang telah dilakukan oleh dokter sebelumnya.

Saya kurang setuju, namun begitu saya tetap melakukan pemeriksaan seperti biasa.

Segera saya lakukan pemeriksaan.

Vital sign: Tachycardia.

Mata, konjungtiva subikterik.

Jantung dan Pulmo tidak ditemukan kelainan.

Abdomen, Murphy's sign (+), Tenderness (+) hampir seluruh abdomen, Rebound tenderness (+), dullness + shifting dullness (+), Bising usus berkurang. Rovsing sign(+), Psoas sign (+), Mc Burney point (+)

Lab semalam: Leucocytosis (13,600)

Selesai.

Saya mendiagnosis ulang pesakit tadi dengan

Acute Abdomen e.c DD/ Acute cholecystitis DD/ Acute Appendicitis dengan peritonitis.

Saya terus mengusulkan pemeriksaan USG Abdomen untuk melihat Hepatobilier, Appendix dan juga Spleen.

Saya mengusulkan juga untuk kerjasama dari Bagian Bedah.

Dan saya menukar terapi pesakit tadi.

Awalnya saya ragu untuk bertindak demikian tetapi saya berfikir kembali,
"Aimi, sebentar lagi kamu akan graduate. Takkan kamu nak takut-takut dalam bertindak. Inilah masanya"

Jam 0730, datang Dokter Pakar untuk melakukan ward round bersama. Selesai ward round semua pesakit, kamu duduk berempat (3 Dokter magang merangkap teman-teman saya dan saya dan dokter pakar tadi)

Sampai ke status (fail pesakit) patient saya, Ibu N, dokter bertanya,

"Siapa incharge pesakit ini?" tegas suaranya sambil menunjukkan fail pesakit saya.

"Saya, dokter" jawab saya sambil menundukkan kepala.

Dalam hati saya menggerutu "Matilah aku. Mesti dokter pakar ini marah aku tukar diagnosis 2 orang pesakit. Itulah, pandai-pandai lagi ubah"

"Kenapa kamu bilang (baca: cakap) pesakit ini
Acute Cholecyctitis instead of ikut diagnosis lama?" tanya dokter.

Saya pun menerangkan panjang lebar dan penuh yakinnya.

Dokter pakar tadi tersenyum.

"Haish, lemah aku. Salah ke dokter, diagnosis yang baru saya buat ini?" (dalam hati juga)

"Ok, bagus. Saya setuju dengan diagnosis kamu. Sini saya tandatangan surat izin pemeriksaan lanjut dan surat konsul pesakit ke Bedah. Saya tidak akan marah kamu kalau kamu punya alasan yang kukuh setiap kali kamu lakukan tindakan" jawab dokter pakar tadi.

Wooowwwwweeeeeeee~ Happy terbang-terbang! Alhamdulillah.

Accepted!

For the second time, pandangan saya diterima. Diagnosis pesakit diubah dan penatalaksanaan lanjut yang saya usulkan diluluskan dokter~

Alhamdulillah. Terasa bermanfaat ilmu yang dicari semasa zaman koas (practical) dulu. Demi melihat kebahagiaan pesakit dan perbaikan dari penyakit, saya sanggup berkorban dan tidak mengambil mudah setiap apa yang dikeluhkan mereka. Semoga Allah SWT memberkati usahaku. Ameen.

Alhamdulillah. Ok. Sampai di sini dulu kegembiraan saya yang ingin dikongsikan bersama.

Saya sedang diuji Allah SWT dengan ujian sakit. Jadi, harus istirehat segera.

Pesan 1: Ini baru dokter pakar, approved dengan diagnosis saya, saya sudah gembira melambung. Jika Allah SWT menerima amal saya, pasti lebih melambung rasanya. Ameen. Semoga setiap yang kita lakukan menjadi jambatan amal buat kita ke syurgaNya

Tiada ulasan:

Catat Ulasan