Khamis, 8 April 2010

Saat hati dan iman berbicara.

Assalamualaikum wrt wbt,

Terasa ingin berkongsi sesuatu. Sejak akhir-akhir ini apa yang saya perhatikan, dengarkan itu sangat sulit untuk digambarkan melalui kata-kata. Hanya, sebuah kesimpulan yang dapat saya sampaikan,

Semakin lama saya bertugas di hospital, semakin dekat terasa sebuah kematian.

Semakin banyak saya melihat kesakitan dan kepayahan, semakin terasa hamba diri ini.

Semakin lama saya hidup, semakin saya rasa saya seorang hamba yang mensia-siakan masanya.

Jika hari ini saya sakit, apakah sengsara dan keperitan yang akan ditanggung keluarga?

Jika hari ini saya meninggal, apakah fitnah dan keburukan yang akan dikenangkan?

Hari ini, saya melihat langit sebagai seorang hamba!

Terasa benar-benar kerdil, terasa benar-benar hamba yang lemah dan tidak pernah lepas dari keputus-asaan, cuma Dia yang menjadi tempat diri untuk mengadu.

Melihat tubuh yang sedang sakit. Segalanya bersifat ketergantungan kepada alat

Saat mata hanya mampu mengalirkan airmata
Hidung tersumbat tiub menyedut kandungan perut
Mulut penuh tiub untuk ventilasi oksigen dan mempertahankan jalan nafas
Dada penuh serabut dawai
Kaki dan tangan diikat kerana sikap yang tidak rasional dan bertindak ganas
Tangan yang penuh jarum-jarum suntikan untuk dimasukkan cairan.

Allah................................. betapa saat itu hanya hati dan iman yang berbicara.

Bayangkan hati yang berkarat dan iman yang membusuk, masih adakah harapan?

Allah..Allah..Allah.

Saat airmata mengalir merinduiMu Allah. Kau peliharalah daku, kedua orangtua ku, keluargaku, seluruh umat Islam yang berjuang menegakkan agamaMu agar terus kuat dan sihat.

2 ulasan: