Tak Malu!

Senario ini mungkin pernah terjadi sama ada pada diri sendiri mahupun pada insan lain tetapi kitalah saksinya. Takut maksiat atau perbuatan yang mungkin mengundang aib apabila teman, saudara, keluarga mengetahui kesalahan diri atau aib diri.

"Aku takut si pulan tahu lah"
"Minta-mintalah si pulanah tidak tahu aku pergi clubbing semalam"
"Janganlah dia tahu..."

Astaghfirullah..

Mereka, si dia, si pulan dan si pulanah itu cuma manusia biasa. Pasti punya kelemahan, punya kekurangan, punya kecacatan yang ditutupi Allah SWT. Seharusnya yang kita takuti bukanlah manusia tetapi ALLAH. Pencipta kita yakni MANUSIA & HAIWAN, pencipta ALAM, pencipta LANGIT & BUMI, SYURGA & NERAKA..


Sewaktu diri sedang hanyut tenggelam melakukan kemaksiatan,
Dia melihatnya
Dia mendengarnya
Dia mengetahuinya

Kita takutkan manusia?
Analoginya seperti kalau orang yang nak meniru yang lebih dia takutkan terbongkar agenda menirunya adakah sahabat yang melihat atau Pengawas penjaga peperiksaan?
Pasti jawapannya adalah Pengawas penjaga peperiksaan sebab dia memandang kedudukan pengawas yang LEBIH BERKUASA & terlihat WUJUDNYA jasad pengawas tersebut. Apa ada pada sahabat tadi, sama-sama kurang, sama-sama berstatus pelajar?

Allah itu WUJUD!
Ibrahim : 32
" Allah lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air (hujan) dari langit..."

Andai hari ini masih terlihat adanya langit terbentang luas, berpijak di muka bumi, menyaksikan turunnya hujan, dengan yakin tanpa ragu pasti WUJUD Penciptanya.
Penciptanya adalah Allah SWT.
Beriman kepada Allah bermakna kita meyakini kewujudan Allah SWT. Wujud merupakan salah satu sifat Allah SWT. Kewujudan Allah itu pasti, kewujudan Allah wajib kita percayai dan imani.

Renungkan saat melakukan maksiat atau keluar dari jalur ibadah atau keluar dari tanggungjawab kita sebagai hambaNya, kita menggunakan nikmat yang dipinjamkan dariNya seperti;
Mata memandang kemaksiatan
Telinga mendengar cemuhan
Mulut berkata yang bukan-bukan
Kaki melangkah ke lembah kejahatan
Tangan menari menggapai pembaziran
Hati membenarkan hasutan syaitan

Al-Adiyat : 6
"Sesungguhnya manusia itu sangat tidak berterima kasih kepada Tuhannya"

Telah disebut Allah SWT, manusia itu tidak berterima kasih, melakukan maksiat dengan nikmat yang telah dipinjam Allah. "Lain yang orang suruh buat, lain yang kau buat" mungkin itu bakal terungkap andai kita berhadapan dengan manusia.

Seandainya saat melakukan maksiat itu, dicabut nyawa kita, na'udzhubillah dengan kejahilan dan kemaksiatan meninggalkan dunia dan membawa aib dan kehinaan sebagai "hadiah" untuk dipersembahkan kepada ALLAH SWT.
Seandainya hari ini, kita merasa "selamat" yakni aib kita tidak diketahui bukanlah bermakna kita hebat merahsiakannya tetapi Kasih dan Sayangnya Allah pada kitalah maka ditutupi lembah kemaksiatan yang dimiliki diri.

Astaghfirullahal'adzhim~
Ya Allah,
Kau ampunilah dosaku
Kau terimalah taubatku
Kau terimalah amalku
HambaMu yang hina
HambaMu yang bergelumag maksiat
HambaMu yang sering alpa
HambaMu yang tidak bersyukur
HambaMu yang lemah
HambaMu kini kembali mensujudkan jasad dan hati mengabdikan diri menyembahMu yang Esa
Ameen ya Rabbil 'alamin

Saya minta maaf kepada semua yang pernah terasa hati dengan kata-kata dan perbuatan saya baik sengaja mahupun tidak. Saya hambaNya yang punya kelemahan terimalah ampunan maaf saya.