Selamat membaca,
Analogi mereka yang sedang hangat bercinta.
Saya sayang dia dan kami sedang hangat bercinta. Kami sering keluar untuk berjumpa dan apabila kami berjalan berdua, pasti saya akan menghiris menggunakan pisau ke tangan dia setiap kali kami berpegangan tangan dan apabila dia menggunakan kata-kata romantis, saya sering tampar mukanya. Saya sayang dia.
Apabila si dia merangkul pinggang saya, saya hiris halus kulit dia menggunakan pisau tajam, perlahan membelah kulitnya menjadi dua. Wah, bahagia sungguh kami. Indah sungguh hari-hari yang dilalui.
---------------------------------------------------------------------------------
Aneh?
Mestilah.
Cuba bayangkan pisau yang tajam memotong kulit secara perlahan. Memisahkan kulit, daging dan deretan lemak menjadi dua. Darah menghambur.
(Hish, psiko habis bunyi. Jangan risau, perkara ini biasa seandainya anda pelajar perubatan atau tukang masak)
Tapi kenapa ya, perkara yang haram itu terasa nikmat dilakukan? Lebih-lebih lagi sekarang. Kalau dulu malu-malu, sekarang mana pergi pakaian malunya?Mungkin tertinggal di ampaian 10 tahun yang dahulu, lupa mahu diambil.
Pada pandangan peribadi, saya ingin berkongsi sekadar sebatas ilmu yang saya ada, seandainya hati kita terdetik melakukan sesuatu yang salah, cuba bayangkan kita mencederakan diri kita.
Sakit atau tidak?
Jika sakit, jangan kita lakukan dan jika tidak tahu atau tidak sakit, sila cuba.
Mana tidaknya, kalau kita cederakan diri sendiri, pastilah kita sudah fikirkan dan pertimbangkan rasa sakit yang paling ringan mahu diberikan, kita potong perlahan-lahan, hanya hujung pisau sahaja yang kita gunakan, tapi kalau di akhirat, agak-agak Allah ada tanya tidak,
"Wahai si pulan, kamu sakit?Sabar ya, sikit lagi hukuman api neraka ini selesai kamu jalani. Aku akan masukkan kamu ke neraka perlahan-lahan"
Setiap kali kita melakukan maksiat, itu sebenarnya kita telah mencederakan sesuatu dalam diri kita. Tanpa kita sedar. Kita telah mencederakan HATI dan IMAN kita. Astaghfirullah.
Bayangkan hari-hari,
Kita berburuk sangka dengan manusia lain, kita mencederakan IMAN kita.
Kita bebas bergaul dengan bukan muhrim, kita mencederakan IMAN kita.
Kita mengeluarkan kata yang sia-sia dan menyakitkan hati orang lain, kita mencederkan IMAN kita.
Kita melakukan hal sia-sia, kita mencederakan IMAN kita.
Ya Allah, seandainya tiap-tiap hari kita mencederakan IMAN kita, jadi bilakah masanya kita mahu merawatnya?
Sekali-kali tidak!, bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka”(Al-Muthaffifin:14)
Sesungguhnya janji Allah, jika kita baca, tahu dan faham tidak pernah dusta. Seperti itu jugalah firman Allah,
Dan orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan Nya, mereka berputus asa dari rahmatKu, dan mereka itu akan mendapat azab yang pediih (Al-Ankabut: 23)
Setiap kali kita melakukan maksiat dan dosa, setiap itulah kita mencederakan IMAN kita dengan mencacatkan fungsinya sebagai petunjuk diri.
Kalau dalam perubatan, ada istilah Hemorrhagic Shock. Kondisi di mana berlaku perdarahan sehingga tubuh kehilangan darah dan ianya mampu berakhir dengan kematian jika tidak segera ditangani.
Agak-agak apa kondisi IMAN kita sekarang andainya sudah tiap-tiap hari kita mencederakannya tanpa memberikan sebarang 'rawatan intensif'?
Mungkinkah IMAN kita dalam kondisi Hemorrhagic Shock?
atau
Mungkinkah sudah IMAN sudah MATI?
Pesan 1 : Astaghfirullah
Pesan 2 : Apabila membaca buku, bacalah dengan kritis. Apabila melihat manusia, lihatlah dengan pandangan yang polos dan tidak perlu kritis menilai sebelum mengenalinya.
Pesan 3 : Semoga Allah memberkati hamba-hambaNya yang tidak lupa mengingatiNya setiap saat hidupnya
Pesan 2 : Apabila membaca buku, bacalah dengan kritis. Apabila melihat manusia, lihatlah dengan pandangan yang polos dan tidak perlu kritis menilai sebelum mengenalinya.
Pesan 3 : Semoga Allah memberkati hamba-hambaNya yang tidak lupa mengingatiNya setiap saat hidupnya
salam...sayangku..hehe
BalasPadamsayangi dirimu~~~
nak berkongsi juga...
Allah menjadikan manusia itu bersifat lemah sebagaimana firmanNYa dlm surah an-Nisa', 4 ayat 28...jd tidak salah lg manusia itu akn sering n mudah lupa, mudah melakukan maksiat...tp tidak bermakna manusia harus tetap dan membiarkn dirinya begitu...
Allah menciptakn kite lemah spy kite sadar diri...kite perlukn Allah...kite adalah hambaNya...tidak bleh buat semaunya...
kalu buat salah...sll lah mintak ampunan dari Allah..istighfar byk2...saya sgt suka surah ali-Imran,3:133-135...maksudnya: "Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yg luasnya seluas langit dan bumi yg disediakan bg org2 yg bertakwa, (yaitu) org yg berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan org2 yg menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) org lain. Dan Allah mencintai org yg berbuat kebaikan, dan (juga) org2 yg apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon keampunan atas dosa2nya, dan siapa (lagi) yg dpt mengampuni dosa2 selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui."
hidup di dunia hanya sementara...di dunia kita byk keinginan, tp tak semuanya adalah kebutuhan kita, jd Allah bg apa yg kite butuhkan saja...bersabarlah...
karena kehidupan di akhirat adalah kekal abadi...di sana nanti semua keinginan kite akn terpenuhi...setiap yg terlintas dipikiran pastikan ditunaikan oleh Allah dgn segera...
cari bekalan di dunia utk menikmati kehidupan di akhirat...
sekadar ingin berkongsi...miss u a lot...
sori... buat nyibuk lak kat blog awk...hehhehe..
Salam Qamar,
BalasPadamNo doubt, good explanations.
You should write a blog too qamar,
miss you too dear.
insyaAllah, we'll see each other soon:)