Pengalaman Assistant Operation

Alhamdulillah, hari ini tanggal 7/2/2010, saya oncall(Jaga) lagi dari jam 7 pagi sehingga jam 7 malam.

Namun, kali ini saya tidak di Emergency Room sebaliknya ditugaskan ke Operation Room.

Jika bertugas di Operation Room, maknanya, saya harus bijak mencuri peluang. Baik kesempatan belajar bedah mahupun kesempatan belajar teori.

Saya lihat jadual bedah,

Pesakit pertama, seorang anak berusia 11 tahun mengalami cedera kepala (Epidural Hematoma) dan jenis tindakan adalah Craniotomy Evacuation.

Gambar hiasan : Evacuation Craniotomy

Pesakit kedua, seorang anak berusia 17 tahun mengalami cedera kepala (Intracerebral Hemorrhage dan Subdural Hematoma) dan jenis tindakan adalah Craniotomy Evacuation.

Saya memilih untuk melihat tindakan bedah pertama kerana pesakit tersebut sudah sedia di bius total (pengsan) manakala pesakit kedua masih di Emergency Room.

Saya membaca hasil Ct-Scan dan Foto X-ray kepala pesakit tadi, saya lihat ada tanda perdarahan di kepalanya bagian temporal.

Gambar hiasan : Epidural Hematoma [Tanda ada perdarahan di sebelah kiri foto yang digambarkan seperti adanya lengkungan]

Dalam hati saya,

"Aduh, kalau operasi besar macam ini, harapanlah aku nak jadi Assistant operasi. Tapi tidak mengapa, lihat dan belajar. Pasti ada hikmah"

Namun begitu, sangkaan saya meleset,

"Adik, mahu jadi Assisstant Operator?" tanya dokter bedah Neurosurgery yang bertugas.

"Mau, mau, mau" balas saya yang sangat teruja.

Dokter yang ada melihat dengan geli hati. Mungkin saya kelihatan seperti anak-anak kecil yang ditawarkan gula-gula.

Bagi saya, ini adalah peluang.

Ada kawan yang pernah menegur saya,

"Aimi, kamu kalau ikut operasi, kamu belajar dulu atau tidak?" tanya sahabat

"Tidak" jawab saya ringkas

"Jadi, kamu membuta tuli ikut operasi tanpa tahu teknik dan prosedurnya?" tanya kawan yang sedikit terperanjat.

"Ya" jawab saya, tetap ringkas.

"Hish, salah cara kamu" kawan tadi mula menghakimi tindakan saya.

"Terpulang kamu untuk judge. Cuma saya seorang yang kalau belajar, harus ada sebabnya. Belajar dari curiosity. Kalau saya ikut operasi bedah dan kemudian saya tidak tahu, saya akan belajar saat saya pulang ke bilik. Itu lebih berkesan kerana saya telah dapat membayangkan setiap step operasi. Setiap orang punya cara sendiri belajarnya" jawab saya menerangkan rasionalnya tindakan saya.

Berbalik ke situasi tadi, itu adalah alasan kenapa saya tidak pernah menolak tawaran dari dokter sekiranya mereka meminta untuk membantu operasi. Baik major operasi mahupun minor operasi. Belajar dan terus belajar. Kalau sudah pintar, tidak perlu belajar tapi mengajar.

Saya kemudian mencuci tangan (mengikut standard operation procedure) dan memakai baju operation sterile.

Perasaan saya?

Alhamdulillah, saya dapat melihat dan melakukan tindakan operasi secara langsung.

Yeehaaa!

Operasi berjalan selama 2 jam. Selesai operasi membuang semua darah beku yang berada di dalam kepalanya, dokter bedah tadi bertanya lagi,

"Adik, kamu tahu jahit kulit kepala (kutis)?"

"Tahu dok" jawab saya.

"Berapa kali pernah kamu jahit?" tanya dokter tadi lagi.

"Kalau kulit kepala cuma sekali, tapi kalau kulit di extremitas(tangan dan kaki) dan muka serta abdomen sudah lebih dari 5 kali" jawab saya.

"Ok, saya serahkan kepada kamu untuk mejahit kulitnya ya" dokter tadi memberi peluang.

"Alhamdulillah. Yeaaa!!!Thank you dok" saya balas keriangan.

"Haha. Adik, adik, kamu kayak (seperti) anak kecil aja (saja)" dokter ketawa melihat respon saya.

Saya pun menjahit kulit kepala pesakit tadi. 15 jahitan. Awalnya menggeletar juga kerana diperhatikan beberapa dokter bedah namun masuk jahitan ketiga, santai. Sudah mendapat rentaknya menjahit.

Perasaan saya?

Dua kali ganda yeehaa!

Alhamdulillah, selesai 15 jahitan, saya pun meninggalkan pesakit tadi untuk diserahkan kepada team anestesi (bius) untuk menyedarkan kembali pesakit tadi.

Saya bergerak ke ruang operasi di sebelahnya, operasi kedua.

Alhamdulillah. Saya suka! I want MORE!!

Baiklah, sekian laporan bedah dari saya.

Pesan 1 : Memandang UJIAN sebagai MEDAN TARBIYAH dan bukan MASALAH.

Pesan 2 : Hati kini lebih tenang, Allah, jangan Kau tarik nikmat yang telah Kau pinjamkan ini. Ameen.