Ahad, 22 Mei 2011

Jatuh cinta di desa

Gambar hiasan
Tetapi seperti inilah tempat saya Magang.
Ada sawah padi

Assalamualaikum wrt wbt,

Salam sejahtera semua.

Alhamdulillah, alhamdulillah, usai sudah seminggu Magang (ada 23 minggu lagi. Hari-hari countdown)

Seminggu ini saya berulang alik hampir 2 jam ke Sumedang, lebih tepat lagi di Puskesmas Pamulihan. Harus melalui Jatinangor, kemudian ke Sumedang dan 3km perjalanan dari simpang desa ke Puskesmas (klinik desa). Struktur jalan yang belum sempurna menjadikan perjalanan kami lama, sebenarnya sejam atau kurang dah boleh sampai :)


Selama seminggu ini dan 3 minggu ke depan, saya dan 4 orang sahabat di Public Health. Oleh itu, tugas mencari-cari data, menganalisis data dan segala macam harus dilakukan selama 4 minggu ini. Berbeza dengan koas, kami harus melakukan analisis data sendiri. Data cari sendiri, taip sendiri, presentasi sendiri. Alhamdulillah, saya mendapat aspek Promosi Kesehatan untuk dijadikan bahan analisis.

Apa yang lebih penting, bukan kerana mencari data yang menyebabkan saya betah di sana, tetapi kerana kami diberi tugas untuk menjadi doktor selama 4 minggu. Mulai dari pesakit datang dan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemberian obat-obatan, kaunseling, instruksi kontrol, semuanya harus dilakukan sendiri melainkan ada case yang berat dan tidak dapat mampu ditangani, baru konsul ke dokter Puskesmas merangkap supervisor kami.

Alhamdulillah, semua kakitangan Puskesmas peramah. Suka saya. Rasa seronok apabila saya senyum mereka balas dengan senyuman sampai telinga! Apabila saya tidak tahu, mereka cepat menghulurkan bantuan. Saya suka berborak dengan orang tua. Oleh itu, sewaktu saya menjaga poliklinik Ibu dan Anak, sempat saya dipelawa petugas Puskesmas untuk singgah ke rumah sambil makan siang dan sambung berbual (Haha. Ajak makan tu~ Siapa tak nak? Tapi saya tengah diet tante. Afwan jiddan)

Suasana desa dan Puskesmas sangat mendamaikan. Subhanallah. Jauh dari hiruk pikuk bandar. Jauh dari autisme kota. Hanya ada kedamaian, hijau pemandangan, sawah padi subur, burung-burung nyaring berkicauan dan penduduknya yang ramah. Segar!

Ada sebuah kisah, seorang pesakit, kanak-kanak 5 tahun datang bersama ibunya kerana anak tadi ada Bullae di telapak tangannya. Bulla itu merupakan infeksi bakteri yang manifestasi terlihat seperti gembung cairan yang kena benda panas. Sangat infectious!
Anak tadi demam. Tahulah saya, penyakitnya ini sudah ke sistemik.

Tiba-tiba, ibunya bersuara,


"Dokter, anak saya tak suka makan ubat. Setiap saya bagi makan ubat, setiap tu dia buang"


Saya,

"Ubat manis pun dede' (panggilan manja untuk Adik - Dede) buang?"


Ibu, "Ya"


Saya, "Dik, kalau dokter bagi ubat, dede' nak makan tak?"


Sepantas kilat adiknya menggeleng kepala. Sungguh-sungguh tidak mahu.

Dalam kepala saya puas mencari idea. Ahha~ (keluar macam mentol dekat luar kepala. hehe)


Taktik lama.

"Kalau adik tidak mahu makan ubat, adik tunggu di sini, makan di sini, tidur di sini karena dokter sendiri yang akan pastikan adik makan ubat. Mama (merujuk kepada ibunya yang berdiri di sebelah) boleh pulang aja. Pulang bareng (bersama) papa. Kamu nginap (menginap) di sini bareng dokter ya"

"Ha??" kaget anak ini. Lucu melihat wajah jujurnya yang terperanjat.

"Ngga mau dokter. Mau pulang" balas adik tadi sambil menundukkan kepala mungkin cuba merayu. Haha, takkan nak simpan anak orang dekat klinik desa kan?

"Boleh dengan syarat!" saya balas tegas tetapi masih tersenyum.

"Kamu harus makan obat setiap kali mama ngasih obat ke kamu" saya sambung lagi.

Tersenyum lebar anak ini, "Ok dokter. H janji"
Ketawa besar saya dan ibunya melihat anak tadi mengangkat sebelah tangannya seolah-olah berikrar.

"Kalau H ngga mau makan ubat, mama langsung bawa H ke sini ya. Biar H nginap di sini bareng dokter" sambung saya lagi, sengaja menegaskan harus makan ubat.


Saya memberikan Amoxicillin syrup memandangkan infeksi tadi telah sampai ke sistemik (demam), Paracetamol dan kerana pesakit mempunyai antiseptik di rumah, saya meminta ibunya sering-sering membersihkan luka anaknya. Jangan dibiarkan kotor. Jangan terdedah kepada sekeliling saat bermain. Awalnya mahu memberikan antibiotik cream juga tetapi habis pula stok ubat. So, tak jadi.

Saat menulis resep obat anak tadi, kepala giat mengira dosis anak.
*sigh* lupa-lupa. Macam mana ini??
Paksa juga mengadap kerta kosong, keluarga tadi saya minta tunggu diluar sebentar (sebenarnya malu lama sangat mereka lihat saya mengira dosis obat. Haha)

Baiklah, berat badan anak tadi 9.8 kg, ambillah jadi 10 kg.

Dosis obat Amoxicillin 50 mg - 100 mg dibagi 4 dosis sehari

Oleh itu, dosis obat untuk sehari adalah 10 kg X (50 - 100mg) = 500 - 1000mg sehari.

Dosis ini kemudian dibagi kepada 4 lagi, jadilah 125 mg - 250mg sekali makan.

Satu sudu teh bersamaan dengan 5 mL = 125 mg.

Oleh itu sehari, anak tadi harus makan 1 sudu teh, sebanyak 4 kali sehari, selama 3 hari kerana anak ini harus datang untuk kontrol.

Satu botol ada 60 mL = 12 sudu teh. Jadi memang sesuai lah dengan dosis yang diberikan.

Fuh, senangkan?! (Senang kalau sedang tenang)

Ada beberapa target akademik yang ingin saya capai sebelum saya keluar dari Puskesmas Pamulihan,

1. Lancar menulis resep dewasa dan anak-anak.
2. Mempertajam soft skill terutama komunikasi dalam Bahasa Sunda
3. Menghabiskan belajar dan menghafal ulang semua penyakit-penyakit anak dan Ilmu penyakit dalam (Medicine)

Target lainnya,

1. Sekurang-kurangnya 2 juz Al-Quran dihafal selama sebulan ini.
2. Sekurang-kurangnya 1 juz Al-Quran dibaca setiap hari.
3. Sekurang-kurangnya 3 kali seminggu berpuasa.
4. Ma'thurat 2 kali seminggu.
5. Menurunkan berat badan 2 kg sebulan. (Sekarang sudah turun 1kg. Another 1 kg for this month)
6. Tahajjud minimal 3 kali seminggu.

Alhamdulillah, target Akademik masih diusahakan. Bagi target lainnya, alhamdulillah masih istiqamah dilakukan setiap hari. Semoga Allah SWT redha. Semoga Allah SWT memberkati usahaku dan sahabat-sahabatku.

Meraih redha Ilahi



2 ulasan:

  1. salam.
    aimi pun sm mcm sy, menghitung minggu. hehe. dah 5 tahun lebih kita lalui, takkan 23 minggu lagi susah sgt XD

    syukurlah aimi suka dengan apa yg aimi lakukan. macam sy ni, 1st week kena adapt kaw2 punye, sbb i have no interest in O&G at all, except for the knowledge that can save lives ;)

    sy kat karawang skrg ni, ada syahida kat sini

    BalasPadam
  2. Salam Rafsyan,

    Haha. Actually bukan counting weeks lagi, dah counting days. Hari-hari buka kalender.

    Honestly yang saya suka bukanlah data analysis tapi peluang memberikan pelayanan kesihatan itu yang lebih bermanfaat. :)

    Sometimes the only thing yang buat kita suka dekat department itu adalah Countdown everydays. Ngee~

    InsyaAllah, semoga bermanfaat ilmu dan amal di sana.

    Sampaikan salam dekat Shahida ye.

    ps: Saya akan ke Karawang juga.Untuk rotation ke 3 dan 4. Anak then Obgyn :)

    BalasPadam