Rabu, 4 Mei 2011

Salam buat semua wartawan seluruh dunia.

Assalamualaikum wrt wbt,

Salam sejahtera buat semua yang membaca. Semoga Allah redha akan kita semua.

Tujuan reporter adalah menyampaikan laporan.


Laporan seperti apa dahulu?


Gambar hiasan

Pastilah laporan yang BENAR dan penyampaiannya BAIK serta BERHIKMAH. Benar itu suatu hak dan tuntutan dalam mereka profesi kita semua, cuma BAIK dan BERHIKMAH bukan bermaksud hanya berita baik-baik saja disiarkan. Tidak. Maksud di sini adalah bersifat NEUTRAL dalam bekerja, tidak mencaci, memburukkan sesama manusia. Tidak seolah-olah terlihat anda di pihak yang mana, oleh itu laporan diubah sesuai kecenderungan anda memilih di pihak yang mana.

Kalau melihat seorang dokter yang hanya memilih pesakit yang kaya dan mampu saja, kalian rasa jijik tidak dengan sikap sedemikian? Mereka MEMILIH dulu siapa pesakit mereka sebelum mereka memberikan khidmat.

Dapat tidak kalian analogikan situasi dokter ini dengan wartawan?
Sudah menjadi tugas wartawan menyampaikan laporan apa yang mereka lihat, mereka dengar dan mereka kaji dengan orang yang lebih arif BUKAN menyampaikan APA YANG MEREKA RASA. Apa yang kita rasa tidak semestinya synchronize dengan apa yang terjadi di realiti.

Sehingga banyaklah timbul berita-berita sekarang yang terlihat berat sebelah, tidak logic, sampah, berlebih-lebihan dan pelbagai lagi.

Cuba bayangkan jika dokter gagal melaksanakan tugas mereka di hospital. Tersebar luas kepada masyarakat bahawa dokter ini TIDAK PROFESIONAL, melakukan kesalahan FATAL, LULUSAN UNIVERSITI MANA ENTAH?

Banyak sekali cacian dan makian untuk kesalahan-kesalahan para dokter.

Mungkin bukan dokter, tetapi para guru juga menjadi mangsa. Berita yang tersebar luas sempat membuat diri saya melihat profesi guru ini kurang dalam soft skill mereka. Seolah-olah guru ini adalah pekerjaan HARIMAU. Kerja mereka marah anak murid, dera anak murid, liwat anak murid dan sebagainya. Namun begitu, yang HAQ pasti terbongkar.

Kita simpan cerita itu.

Saya pernah membaca isu perkauman yang berbaur politik, isu tersebut sempat tegang sewaktu saya pulang ke Malaysia [isu kaum Melayu bawa kepala lembu dan isu perebutan tanah rizab oleh kaum India]

Saya berdebat dengan ayah saya tentang isu ini. Perdebatan kami bukan mencari siapa menang dan siapa salah. Tidak, diskusi kami mencari di mana salah dan di mana benarnya seterusnya sebagai rakyat hina dan biasa, apa lagi dari kami mampu lakukan ke depannya.

Sewaktu saya mengungkapkan fakta yang saya CEDOK langsung dari suratkhabar, babah mengungkapkan hal ini,
"Kakak, kalau mahu menganalisis situasi, jangan pernah baca hanya 1 naskah berita. Bacalah beberapa naskhah berita dari syarikat penerbitan akhbar yang berbeza. Isu yang sama boleh dikupas dalam pelbagai aspek atau sudut pandang. Lebih baik lagi kalau kakak mendengarkan pandangan ahli analisis politik bukan ahli politik itu sendiri"

Pernah ikhwan ajak berbicara tentang isu politik dengan saya. Cuma saya tidak berkenan dengan isu yang kebanyakan mereka kupaskan. Rata-rata mencari siapa salah, siapa benar. Perdebatan yang mencari siapa salah dan menang ini mempunyai unsur-unsur bias dan tidak membuka peluang buat saya berbicara. Pendapat peribadi saya :)

Ini bukan suatu artikel untuk mengatakan "Aku benar dan kau salah". Tidak. Saya tidak arif dalam hal tersebut.

Seterusnya isu DSAI. Isu ini berputar sekian banyaknya. Dari sehari ke sehari, makin banyak saja ahli politik yang dikatakan membongkarkan keburukan DSAI.

Saya neutral. Tidak menyokong dan tidak membangkang tetapi saya punya pendirian saya sendiri.

Analogi dalam bidang kedokteran seperti ini, seorang pesakit datang akibat kecelakaan lalu lintas. Dari anamnesis, dia ditemukan ada gejala intoksikasi alkohol. Setelah menangani luka kecelakaan lalu lintas, anda bertanya,

"Jujur, kamu ada minum arak, ya?"

Jawapan pesakit itu mungkin "Tidak"

Tetapi mengikut fikiran kamu, pesakit ini ada tanda-tanda intoksikasi alkohol namun begitu kerana pesakit menyangkal, kamu pun tidak menulis laporan.

Boleh begitu?

Jawapannya TIDAK!

Seorang dokter jika melihat situasi ini, pertama selain berdasarkan penilaian mereka, mereka harus melakukan beberapa pemeriksaan fisik, tes darah dan urin bagi menegakkan diagnosis mereka. Barulah mereka berhak mengatakan Ya atau Tidak.

Begitu juga wartawan, jika menerima berita, bukan dari 1 pihak, dengar dua-dua, kaji dari keduanya kerana ini berkait rapat dengan aspek menyampaikan kebenaran.

Tugas kita sama, yaitu bersama menjaga kemaslahatan masyarakat. Kebersihan dalam wartawan menyampaikan berita mempunyai dampak besar terhadap perkembangan minda para mahasiswa dan remaja. Mereka dikelilingi oleh orang yang menyampaikan yang benar, kelak apabila mereka besar, mereka menjadi orang yang benar.

Jika dari kecil mereka disuapkan isu permainan politik. Tidak mustahil apabila dewasa mahasiswa ini atau remaja tadi akan "bermain" lebih licik lagi dalam arena politik. Ini kerana berita-berita yang disuapkan kepada mereka lebih banyak berkisar keburukan dan tidak benar.

Pesan 1: Az-Zumar [56]
"Supaya jangan ada orang yang mengatakan: "Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah)"

Pesan 2: Artikel ini luahan hati saya, mana yang baik silakan ambil, mana yang buruk sila benarkan dengan cara yang berhikmah.

Pesan 3:
Dunia makin hari makin kejam
Manusia makin hari makin lupa fungsi dan tanggungjawab mereka

Sampai bila kita harus lupa?

Sebelum malaikat maut menjemput kita

Jangan pernah lewatkan masa
Kelak menyesal tidak berguna

Tiada ulasan:

Catat Ulasan